Cendikiawan Muslim, Profesor Azyumardi Azra, baru-baru ini mengingatkan pentingnya sikap skeptisisme dalam menghadapi isu-isu kontroversial, termasuk isu boikot.
Dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan oleh sebuah lembaga riset di Jakarta, Profesor Azyumardi menekankan bahwa dalam menghadapi isu-isu seperti boikot, kita harus memiliki sikap skeptisisme yang sehat. Hal ini penting agar kita tidak terjebak dalam informasi yang tidak benar atau terpengaruh oleh opini-opini yang tidak berdasar.
Menurut Profesor Azyumardi, skeptisisme bukan berarti tidak percaya pada informasi yang ada, namun justru merupakan sikap kritis dan analitis terhadap informasi yang diterima. Dengan begitu, kita dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana dan tidak terburu-buru dalam mengambil tindakan.
Dalam konteks isu boikot, Profesor Azyumardi menyarankan agar kita tidak langsung percaya pada informasi yang beredar tanpa melakukan penelitian lebih lanjut. Sebagai contoh, jika ada isu boikot terhadap suatu produk atau perusahaan, kita sebaiknya memeriksa kebenaran informasi tersebut melalui sumber yang terpercaya sebelum membuat keputusan untuk ikut dalam boikot tersebut.
Dengan adanya sikap skeptisisme yang sehat, kita dapat melindungi diri dari penyebaran informasi yang tidak benar dan tidak terjebak dalam isu-isu yang sebetulnya tidak relevan. Sebagai cendikiawan Muslim, Profesor Azyumardi meyakini bahwa sikap skeptisisme ini juga sejalan dengan ajaran Islam yang mengajarkan kita untuk selalu mencari kebenaran dan tidak mudah terpengaruh oleh opini-opini yang tidak benar.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu menjaga sikap skeptisisme dalam menghadapi isu-isu kontroversial seperti boikot. Dengan begitu, kita dapat membuat keputusan yang lebih cerdas dan tidak terjebak dalam informasi yang tidak benar. Semoga kita dapat menjadi masyarakat yang lebih bijaksana dan kritis dalam menyikapi berbagai isu yang ada di sekitar kita.