Berharap rupiah berlipat dari kulit ketupat
Di hari raya Idul Fitri, tradisi membuat ketupat menjadi salah satu kegiatan yang sangat populer di Indonesia. Ketupat adalah makanan khas yang terbuat dari nasi yang dibungkus dengan anyaman daun kelapa. Ketupat seringkali dihidangkan sebagai hidangan utama saat Lebaran bersama dengan daging rendang, opor ayam, dan makanan khas lainnya.
Namun, selain sebagai makanan lezat, ketupat juga memiliki makna simbolis yang dalam. Bentuknya yang segi empat melambangkan keadilan dan kesetiaan, sementara anyaman daun kelapanya melambangkan kerendahan hati dan kesederhanaan. Ketupat juga dianggap sebagai simbol keberkahan dan kesuksesan. Oleh karena itu, tak heran jika banyak orang yang berharap agar rupiah mereka berlipat ganda dari kulit ketupat.
Di tengah kondisi ekonomi yang sulit akibat pandemi Covid-19, banyak orang berharap agar keberuntungan dan rezeki datang kepada mereka. Dengan menghidangkan ketupat di meja makan saat Lebaran, orang-orang berharap agar Tuhan memberkahi mereka dengan rezeki yang berlimpah dan keberuntungan yang melimpah.
Namun, tentu saja keberuntungan dan kesuksesan tidak datang begitu saja. Kita harus tetap bekerja keras dan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan kita. Ketupat hanya sebatas simbol, yang sebenarnya rezeki dan keberuntungan datang dari usaha dan kerja keras kita sendiri. Kita tidak bisa hanya berharap tanpa melakukan tindakan nyata.
Jadi, di tengah tradisi membuat ketupat yang penuh makna ini, mari kita tetap berusaha dan bekerja keras untuk mencapai tujuan kita. Semoga rupiah kita benar-benar berlipat ganda dari kulit ketupat, dan kita semua mendapat keberkahan dan kesuksesan di hari yang fitri ini. Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin.